Welcome To My Blog


Jumat, 13 Desember 2013

Maaf, aku menyayangimu

.

Kenapa harus dengannya? Tidak bisakah kau menyukaiku juga? Bukankah wajahnya sama denganku? Kisah ini ketika aku masih SMP dan masih lugu. Aku adalah seorang yang agak pendiam waktu itu, lebih suka menghabiskan membaca buku dan merenung berjam-jam daripada berkumpul dengan teman lainnya. Aku duduk sebangku dengan Susi, ia sangat pendiam dan pintar, bisa dibayangkan kan orang pendiam didekatkan dengan orang pendiam juga? Pendiam besar!. Walaupun begitu kami selalu menjaga komunikasi, walaupun itu hanya sepatah dua kata, tapi aku nyaman menjalaninya. Kira-kira pada bulan juni, pertemuanku dengannya dimulai. Saat aku akan ke kamar mandi sekolah, ada kakak kelas perempuan berkata padaku, “dek, ada anak yang suka kamu. Besok kamu tunggu suratnya.” Sontak pipiku merah seperti kepiting rebus saat itu. dan esoknya ternyata ada surat cinta yang dititipkan kakak kemarin padaku. Baru kali ini aku menerima surat cinta yang diberitahukan sebelumnya, biasanya surat cinta yang ku terima selalu terselip di tas ataupun diserahkan langsung padaku, entah surat cinta keberapakah ini. Sungguh unik cowok ini, pikirku waktu itu. dalam suratnya yang pertama, ia memintaku menemuinya besok dibelakang pasar kota jam 2 sore. Aku terlonjak kaget, aku tidak pernah ketemuan dengan cowok sebelumnya! Bagaimana ini?. esoknya sepulang sekolah aku bingung harus menemuinya atau tidak, disamping aku malu, aku tidak pernah menghiraukan cowok sebelumnya, tapi yang ini rasanya berbeda, lalu pukul setengah 4 aku mencoba lewat didepan pasar kota, ternyata ia tidak ada disana! Apa ia berbohong padaku? Atau ia kelamaan menungguku? Hatiku sangat kecewa. Aku berangkat sekolah seperti biasanya, aneh, sepertinya aku merasakan ada yang mengikutiku dan mengawasiku, ah! Mungkin hanya perasaanku saja. Ketika aku kembali kekelas setelah istirahat, aku terkejut ketika melihat ada surat dalam tasku yang berisikan. “kemana saja? Aku menunggumu dan mengitari seluruh pasar kota berkali-kali, tapi kamu tidak ada disana”. itu dia! Mataku awas mengamati sekelilingku, siapa yang menaruhnya disini? Dalam tasku?. Aku belum bisa berpikir jernih ketika Guru masuk kekelas, dan selama perlajaran itu, aku tidak bisa berkonsentrasi, seperti ada yang mengawasiku, dan mengintipku di jendela sampingku. “Dek, udah tau anaknya? Namanya Radit, anak kelas delapan.” Aku dicegat oleh kakak kemarin ketika akan menuju ruang guru. “be...lum kak.” Jawabku tergagap. Dengan reflek kakak itu melambai pada seorang temannya. Oh God! Kenapa aku gemetaran?. Cowok itu menuju arah kami, aku semakin tegang. “dek, ini dia yang namanya Radit.” Aku mengawasinya tersenyum malu-malu padaku, badannya tinggi, agak putih, ganteng! Itulah kesan pertamaku. Dan dengan langkah lebar aku berlari meninggalkan mereka, entah apa yang aku lakukan, aku sering begitu jika salah tingkah dan malu. Aku berlari sekuat tenaga menyembunyikan detak jantungku. “bodoh, kau isabel!!!” rutukku dengan mengetuk kepala. Mulai hari itu aku mulai berhubungan dengannya, dia meng-sms aku, entah ia tau nomer handphone ku darimana, tapi aku senang mendapat sms darinya, ternyata ia adalah cowok yang supel dan lucu, aku merasa nyaman dengannya. Delapan sudah bulan aku masih berhubungan dengannya, tetapi kami tidak pacaran, sepertinya aku belum siap melakukan pacaran, seumur-umur aku tidak pernah pacaran, aku sangat takut dengan istilah itu. Radit mempunyai teman, Wawan dan Rama, yang juga temanku. Kebetulan Wawan dekat bahkan pacaran dengan sahabatku Vivi, dan kakak kembarku Arabel dekat dengan Rama, jadi kami sangat dekat dan selalu bersama. Tidak seperti anak SMP biasanya, kami hanya sekedar menonton dari jauh ketika mereka manggung band. Saling sapa dan pulang bersama, hanya itu. Radit menjadikan hariku lebih bewarna, ia selalu bisa membuatku senang. Pernah ia menggambar wajahku dan diletakkan dipigora (sampai sekarang masih aku tempel didinding rumahku). Ia mengatakan suka ketika melihatku memakai rok dan rambut terurai, ah! Baru kali ini ada yang mengawasiku seperti itu. Dan rasa bosan itu muncul tanpa diduga, aku bosan dengan sms-nya yang setiap detik dikirimkannya padaku, aku bosan dengan tingkahnya yang selalu memaksaku bilang sayang padanya yang sebenarnya tidak aku inginkan, aku suka padanya, tapi rasa sayang sepertinya tidak benar. Ia juga semakin hari semakin membosankan dengan tingkahnya yang seperti itu. tapi aku mencoba menyingkirkan pikiran semacam itu, aku berusaha menyayangnya juga, seperti ia menyayangikuku, dan lama kelamaan hal itu berhasil, aku mulai sayang padanya. Tapi tak tahu kenapa, sepertinya aku merasakan ada sesuatu yang...entahlah sepertinya ia menyembunyikan sesuatu padaku. Dan ternayata benar! Ada sesuatu yang salah dengannya, seperti ada petir disekitarku ketika aku tak sengaja membaca sms dia dari handphone kakakku, Arabel yang bertuliskan bahwa sebenarnya dari dulu ia menyukai kakakku, bukan aku, ia menyukaiku karena aku dulu pendiam dan seperti tidak punya teman. Ah alasan! Aku begitu marah sampai-sampai ingin membanting HP-nya, aku tahu sekarang! Rupanya ia dari dulu mengincar kakakku, tapi kakakku sudah ditaksir lebih dulu oleh temannya, Rama. Ia hanya menggunakanku untuk dekat denganku! Itulah kesimpulan yang dapat aku ambil. Aku begitu marah dan frustasi, sampai aku tidak mau bertegur sapa dengan kakakku dan memilih diam dan menangis sendiri ditempat sepi. Aku bertanya padanya, ia kaget dengan pertanyaanku, aku mengatakan padanya, tidak apa, kejar dia. Nyatakan padanya. Dan apa yang ia lakukan? Ia menuruti kata-kata ku! Bodoh! Aku berharap ia akan kembali padaku dan mengatakan padaku kalau itu hanya salah paham, tapi ia malah mengatakan cinta pada kakakku, hatiku tersayat, perih. Mengetahui itu, kakakku marah dan langsung menolaknya. Dan berita itu telah diketahui oleh semuanya, Rama marah besar, kakakku merasa tidak enak padaku, Radit bingung harus bingung karena dimusuhi Rama, dan karena aku dan kak Arabel menjauhinya. Tapi yang lebih sakit aku! Aku yang menjadi korban. Aku yang dengan bodohnya mudah dibohongi dengan kata-kata cinta dan perhatiannya selama ini, itu semua palsu. Untuk apa semuanya yang ia lakukan kalau itu hanya kebohongan?. Aku muak dengannya, muak melihat wajahnya! Aku putuskan untuk berganti nomor dan menghapus kenangannya, rasa sayang serta wajahnya dari ingatanku

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

Jumat, 13 Desember 2013

Maaf, aku menyayangimu

Diposting oleh Unknown di 18.53
Kenapa harus dengannya? Tidak bisakah kau menyukaiku juga? Bukankah wajahnya sama denganku? Kisah ini ketika aku masih SMP dan masih lugu. Aku adalah seorang yang agak pendiam waktu itu, lebih suka menghabiskan membaca buku dan merenung berjam-jam daripada berkumpul dengan teman lainnya. Aku duduk sebangku dengan Susi, ia sangat pendiam dan pintar, bisa dibayangkan kan orang pendiam didekatkan dengan orang pendiam juga? Pendiam besar!. Walaupun begitu kami selalu menjaga komunikasi, walaupun itu hanya sepatah dua kata, tapi aku nyaman menjalaninya. Kira-kira pada bulan juni, pertemuanku dengannya dimulai. Saat aku akan ke kamar mandi sekolah, ada kakak kelas perempuan berkata padaku, “dek, ada anak yang suka kamu. Besok kamu tunggu suratnya.” Sontak pipiku merah seperti kepiting rebus saat itu. dan esoknya ternyata ada surat cinta yang dititipkan kakak kemarin padaku. Baru kali ini aku menerima surat cinta yang diberitahukan sebelumnya, biasanya surat cinta yang ku terima selalu terselip di tas ataupun diserahkan langsung padaku, entah surat cinta keberapakah ini. Sungguh unik cowok ini, pikirku waktu itu. dalam suratnya yang pertama, ia memintaku menemuinya besok dibelakang pasar kota jam 2 sore. Aku terlonjak kaget, aku tidak pernah ketemuan dengan cowok sebelumnya! Bagaimana ini?. esoknya sepulang sekolah aku bingung harus menemuinya atau tidak, disamping aku malu, aku tidak pernah menghiraukan cowok sebelumnya, tapi yang ini rasanya berbeda, lalu pukul setengah 4 aku mencoba lewat didepan pasar kota, ternyata ia tidak ada disana! Apa ia berbohong padaku? Atau ia kelamaan menungguku? Hatiku sangat kecewa. Aku berangkat sekolah seperti biasanya, aneh, sepertinya aku merasakan ada yang mengikutiku dan mengawasiku, ah! Mungkin hanya perasaanku saja. Ketika aku kembali kekelas setelah istirahat, aku terkejut ketika melihat ada surat dalam tasku yang berisikan. “kemana saja? Aku menunggumu dan mengitari seluruh pasar kota berkali-kali, tapi kamu tidak ada disana”. itu dia! Mataku awas mengamati sekelilingku, siapa yang menaruhnya disini? Dalam tasku?. Aku belum bisa berpikir jernih ketika Guru masuk kekelas, dan selama perlajaran itu, aku tidak bisa berkonsentrasi, seperti ada yang mengawasiku, dan mengintipku di jendela sampingku. “Dek, udah tau anaknya? Namanya Radit, anak kelas delapan.” Aku dicegat oleh kakak kemarin ketika akan menuju ruang guru. “be...lum kak.” Jawabku tergagap. Dengan reflek kakak itu melambai pada seorang temannya. Oh God! Kenapa aku gemetaran?. Cowok itu menuju arah kami, aku semakin tegang. “dek, ini dia yang namanya Radit.” Aku mengawasinya tersenyum malu-malu padaku, badannya tinggi, agak putih, ganteng! Itulah kesan pertamaku. Dan dengan langkah lebar aku berlari meninggalkan mereka, entah apa yang aku lakukan, aku sering begitu jika salah tingkah dan malu. Aku berlari sekuat tenaga menyembunyikan detak jantungku. “bodoh, kau isabel!!!” rutukku dengan mengetuk kepala. Mulai hari itu aku mulai berhubungan dengannya, dia meng-sms aku, entah ia tau nomer handphone ku darimana, tapi aku senang mendapat sms darinya, ternyata ia adalah cowok yang supel dan lucu, aku merasa nyaman dengannya. Delapan sudah bulan aku masih berhubungan dengannya, tetapi kami tidak pacaran, sepertinya aku belum siap melakukan pacaran, seumur-umur aku tidak pernah pacaran, aku sangat takut dengan istilah itu. Radit mempunyai teman, Wawan dan Rama, yang juga temanku. Kebetulan Wawan dekat bahkan pacaran dengan sahabatku Vivi, dan kakak kembarku Arabel dekat dengan Rama, jadi kami sangat dekat dan selalu bersama. Tidak seperti anak SMP biasanya, kami hanya sekedar menonton dari jauh ketika mereka manggung band. Saling sapa dan pulang bersama, hanya itu. Radit menjadikan hariku lebih bewarna, ia selalu bisa membuatku senang. Pernah ia menggambar wajahku dan diletakkan dipigora (sampai sekarang masih aku tempel didinding rumahku). Ia mengatakan suka ketika melihatku memakai rok dan rambut terurai, ah! Baru kali ini ada yang mengawasiku seperti itu. Dan rasa bosan itu muncul tanpa diduga, aku bosan dengan sms-nya yang setiap detik dikirimkannya padaku, aku bosan dengan tingkahnya yang selalu memaksaku bilang sayang padanya yang sebenarnya tidak aku inginkan, aku suka padanya, tapi rasa sayang sepertinya tidak benar. Ia juga semakin hari semakin membosankan dengan tingkahnya yang seperti itu. tapi aku mencoba menyingkirkan pikiran semacam itu, aku berusaha menyayangnya juga, seperti ia menyayangikuku, dan lama kelamaan hal itu berhasil, aku mulai sayang padanya. Tapi tak tahu kenapa, sepertinya aku merasakan ada sesuatu yang...entahlah sepertinya ia menyembunyikan sesuatu padaku. Dan ternayata benar! Ada sesuatu yang salah dengannya, seperti ada petir disekitarku ketika aku tak sengaja membaca sms dia dari handphone kakakku, Arabel yang bertuliskan bahwa sebenarnya dari dulu ia menyukai kakakku, bukan aku, ia menyukaiku karena aku dulu pendiam dan seperti tidak punya teman. Ah alasan! Aku begitu marah sampai-sampai ingin membanting HP-nya, aku tahu sekarang! Rupanya ia dari dulu mengincar kakakku, tapi kakakku sudah ditaksir lebih dulu oleh temannya, Rama. Ia hanya menggunakanku untuk dekat denganku! Itulah kesimpulan yang dapat aku ambil. Aku begitu marah dan frustasi, sampai aku tidak mau bertegur sapa dengan kakakku dan memilih diam dan menangis sendiri ditempat sepi. Aku bertanya padanya, ia kaget dengan pertanyaanku, aku mengatakan padanya, tidak apa, kejar dia. Nyatakan padanya. Dan apa yang ia lakukan? Ia menuruti kata-kata ku! Bodoh! Aku berharap ia akan kembali padaku dan mengatakan padaku kalau itu hanya salah paham, tapi ia malah mengatakan cinta pada kakakku, hatiku tersayat, perih. Mengetahui itu, kakakku marah dan langsung menolaknya. Dan berita itu telah diketahui oleh semuanya, Rama marah besar, kakakku merasa tidak enak padaku, Radit bingung harus bingung karena dimusuhi Rama, dan karena aku dan kak Arabel menjauhinya. Tapi yang lebih sakit aku! Aku yang menjadi korban. Aku yang dengan bodohnya mudah dibohongi dengan kata-kata cinta dan perhatiannya selama ini, itu semua palsu. Untuk apa semuanya yang ia lakukan kalau itu hanya kebohongan?. Aku muak dengannya, muak melihat wajahnya! Aku putuskan untuk berganti nomor dan menghapus kenangannya, rasa sayang serta wajahnya dari ingatanku

0 komentar on "Maaf, aku menyayangimu"

Posting Komentar