Welcome To My Blog


Kamis, 12 Desember 2013

Cerpen "Diary"

.

Udara malam menyentuh kulitku perlahan, aku menunggunya hingga keluar dari tempat itu, menunggu untuk melihat wajahnya, melihat senyumannya, hidungnya, matanya, melihat...ah, sepertinya semua tentang dirinya ingin sekali kulihat. Itu dia!. Ia keluar dari tempat les piano itu, aku menatapnya lekat, tak ingin melewatkan saat-saat berharga seperti ini. Ah, dia masih setampan hari kemarin, minggu kemarin dan bulan kemarin . aku harus kesini lagi, sepertinya aku belum puas memandanginya 10 bulan ini. Aku masih ingin terus, terus dan terus menikmati wajahnya yang teduh itu. 1 Oktober... Diary, Kali ini aku menunggunya tepat di depan pintu les pianonya, aku ingin melihatnya dari dekat. kau tau, lututku bergetar hebat ketika melihatnya keluar dari sana, Ia menatapku dan tersenyum lembut padaku, Tuhan, serasa aku terbang diawan. 3 Oktober... Diary, seperti kemarin, aku menunggunya ditempat biasa, aneh, kenapa jam segini ia belum keluar? Padahal ini sudah terlalu malam, sudah 5 jam aku menunggunya disini. Aku hampir saja meninggalkan tempat itu ketika ia berjalan keluar dari tempat itu dengan wajah lesu dan sedih, kenapa dengan wajahnya?. Ry, entah kenapa, tapi melihatnya seperti itu, tiba-tiba aku merasa sakit dan nyeri. 10 Oktober... Argh!! aku ingin bertemu dengannya, aku sudah kangen setengah mati padanya! Tapi tugas-tugas terus menumpuk, terpaksa aku harus menahan bertemu mr. Charmingku, sialll! 11 Oktober... Aku menunggunya lagi, tapi hingga larut aku tidak menemukannya. Sepertinya ia sudah pulang. 01 November... Diary, aku kehilangan wajah tampannya beberapa minggu ini, kau tau dimana dia, Ry? Ah, kau hanya bisa mendengarku! Kadang aku ingin kau berbicara bukan hanya mendengar curhatanku!!. Lihat! Aku sudah gila sekarang. 05 November... Aku tidak tahu kenapa, tapi hatiku semakin tidak karuan karenanya. Sudah hampir 1 tahun ini aku memperhatikannya, Aku tidak mungkin menyimpan ini terus menerus kan?. Aku harus melakukan sesuatu malam ini, ya. Harus! Sekarang atau tidak selamanya. © Malam ini aku menghampirinya dengan membawa sebuah kertas yang bertuliskan “aku mencintaimu” dibelakang punggungku. Ia mengetahui kedatanganku dan tersenyum. “hey, kau masih saja menunggu disana, mencari seseorang?, Sebagai kakak aku harus menjagamu bukan?”. Aku menatapnya bingung. “ah, maksudku calon kakak, bukannya kau akan menjadi adikku?” ia tersenyum lembut. Kenyataan itu telak menghantamku, bagaimana bisa? Aku jatuh terduduk dan memegang dadaku, sakit!. Aku terisak perlahan, tidak mungkin. Ia akan menjadi pacarku! Bukan menjadi kakakku! “hey? Kau tak apa?” Mr. Charming berlutut dan memegang pundakku, tapi aku menepisnya dengan kasar. Aku berlari meninggalkannya dengan terisak. dan Membiarkan kertas yang aku bawa menghilang begitusaja. © 18 November... Aku tinggal satu rumah dengan Mr. Charmingku. Setiap kali aku bertemu dengannya aku memasang wajah seolah-olah aku tidak suka padanya, kautahu? aku melakukannya agar ia tidak tahu perasaanku yang sebenarnya. “hey Kristy! aku ingin berbicara denganmu!”. Ravi, Mr. Charmingku memanggilku. Aku menoleh padanya dan memasang wajah tak suka. “kenapa kau seperti tidak menyukaiku? Kau tak pernah berbicara padaku, kau slalu diam dan lebih senang berbicara pada Diary itu daripada aku!!.” Aku melotot padanya. “bicaralah padaku, aku ingin mendengar suaramu.” Katanya memelas. Aku mengambil kertas serta pulpen, menuliskan sesuatu dikertas itu dan memperlihatkan padanya. “AKU TIDAK BISA BERBICARA! AKU TIDAK PUNYA PITA SUARA, TAK TAUKAH KAU DARI AYAHKU?”. Ia tampak terkejut, namun aku tidak mempedulikannya. Aku berlari ke kamar, menutup pintu dengan keras dan menangis sejadinya. © Aku keluar kamar untuk mengambil minuman, dan tak percaya ketika melihat Ravi tidur dengan...memeluk diaryku!. Aku menghampirinya, mengambil buku dari pelukannya, dan membukanya, aku terkejut melihat isinya. 1 Oktober... Aku melihatnya didepan pintu les pianoku, aku memberikan senyum padanya, ia nampak gembira, dan seperti terbang ke awan. 3 Oktober... Aku pulang terlambat, karena pertunjukanku akan dilaksanakan sebentar lagi, tapi malam itu aku terus menerus melakukan kesalahan, hingga semuanya memarahiku. Ketika aku keluar, aku melihatnya menatap prihatin padaku. 10 November... Aku tidak menemukannya menunggu didepan lagi, entah kenapa hatiku terasa hampa ketika aku tidak melihat wajah cantik dan lugu itu duduk dibangku panjang dekat taman itu. 11 Oktober... Aku berlatih dan terus berlatih hingga hampir pagi, aku memang berlatih seorang diri, agar aku bisa maksimal tampil dalam pertunjukan yang aku cita-citakan dari dulu, namun ketika aku keluar, ia masih tidak ada disana. Bodoh! Ini kan sudah dini hari! 01 November... Pertunjukanku dilaksanakan beberapa minggu, karena aku harus melaksanakan pertunjukan di 5 kota. Dalam waktu selama itu aku sangat merindukannya dan bisa gila jika tidak melihatnya. 05 November... Malam itu aku akan menyatakan perasaanku, namun aku gugup dan tidak sanggup berbicara, jadi aku katakan saja kalau aku akan menjadi kakaknya, karena memang seperti itu sebenarnya. Aku melihatnya menangis dan melihat sebuah kertas jatuh dalam genggamannya, yang bertuliskan, Aku Mencintaimu. Aku tertegun melihat tulisan Ravi, ia menjawab setiap diary yang aku tulis! Aku mengangkat wajah dan melihat Ravi menatapku hangat. Aku memeluknya dan menangis sejadinya. Biarkan aku menumpahkan rasa ini padanya, untuk kali ini saja. Besok aku akan menerimanya sebagai kakak tiriku. Karena takdir lebih kuat dari cinta. takdir tidak mengijinkan kita bersatu.

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

Kamis, 12 Desember 2013

Cerpen "Diary"

Diposting oleh Unknown di 17.52
Udara malam menyentuh kulitku perlahan, aku menunggunya hingga keluar dari tempat itu, menunggu untuk melihat wajahnya, melihat senyumannya, hidungnya, matanya, melihat...ah, sepertinya semua tentang dirinya ingin sekali kulihat. Itu dia!. Ia keluar dari tempat les piano itu, aku menatapnya lekat, tak ingin melewatkan saat-saat berharga seperti ini. Ah, dia masih setampan hari kemarin, minggu kemarin dan bulan kemarin . aku harus kesini lagi, sepertinya aku belum puas memandanginya 10 bulan ini. Aku masih ingin terus, terus dan terus menikmati wajahnya yang teduh itu. 1 Oktober... Diary, Kali ini aku menunggunya tepat di depan pintu les pianonya, aku ingin melihatnya dari dekat. kau tau, lututku bergetar hebat ketika melihatnya keluar dari sana, Ia menatapku dan tersenyum lembut padaku, Tuhan, serasa aku terbang diawan. 3 Oktober... Diary, seperti kemarin, aku menunggunya ditempat biasa, aneh, kenapa jam segini ia belum keluar? Padahal ini sudah terlalu malam, sudah 5 jam aku menunggunya disini. Aku hampir saja meninggalkan tempat itu ketika ia berjalan keluar dari tempat itu dengan wajah lesu dan sedih, kenapa dengan wajahnya?. Ry, entah kenapa, tapi melihatnya seperti itu, tiba-tiba aku merasa sakit dan nyeri. 10 Oktober... Argh!! aku ingin bertemu dengannya, aku sudah kangen setengah mati padanya! Tapi tugas-tugas terus menumpuk, terpaksa aku harus menahan bertemu mr. Charmingku, sialll! 11 Oktober... Aku menunggunya lagi, tapi hingga larut aku tidak menemukannya. Sepertinya ia sudah pulang. 01 November... Diary, aku kehilangan wajah tampannya beberapa minggu ini, kau tau dimana dia, Ry? Ah, kau hanya bisa mendengarku! Kadang aku ingin kau berbicara bukan hanya mendengar curhatanku!!. Lihat! Aku sudah gila sekarang. 05 November... Aku tidak tahu kenapa, tapi hatiku semakin tidak karuan karenanya. Sudah hampir 1 tahun ini aku memperhatikannya, Aku tidak mungkin menyimpan ini terus menerus kan?. Aku harus melakukan sesuatu malam ini, ya. Harus! Sekarang atau tidak selamanya. © Malam ini aku menghampirinya dengan membawa sebuah kertas yang bertuliskan “aku mencintaimu” dibelakang punggungku. Ia mengetahui kedatanganku dan tersenyum. “hey, kau masih saja menunggu disana, mencari seseorang?, Sebagai kakak aku harus menjagamu bukan?”. Aku menatapnya bingung. “ah, maksudku calon kakak, bukannya kau akan menjadi adikku?” ia tersenyum lembut. Kenyataan itu telak menghantamku, bagaimana bisa? Aku jatuh terduduk dan memegang dadaku, sakit!. Aku terisak perlahan, tidak mungkin. Ia akan menjadi pacarku! Bukan menjadi kakakku! “hey? Kau tak apa?” Mr. Charming berlutut dan memegang pundakku, tapi aku menepisnya dengan kasar. Aku berlari meninggalkannya dengan terisak. dan Membiarkan kertas yang aku bawa menghilang begitusaja. © 18 November... Aku tinggal satu rumah dengan Mr. Charmingku. Setiap kali aku bertemu dengannya aku memasang wajah seolah-olah aku tidak suka padanya, kautahu? aku melakukannya agar ia tidak tahu perasaanku yang sebenarnya. “hey Kristy! aku ingin berbicara denganmu!”. Ravi, Mr. Charmingku memanggilku. Aku menoleh padanya dan memasang wajah tak suka. “kenapa kau seperti tidak menyukaiku? Kau tak pernah berbicara padaku, kau slalu diam dan lebih senang berbicara pada Diary itu daripada aku!!.” Aku melotot padanya. “bicaralah padaku, aku ingin mendengar suaramu.” Katanya memelas. Aku mengambil kertas serta pulpen, menuliskan sesuatu dikertas itu dan memperlihatkan padanya. “AKU TIDAK BISA BERBICARA! AKU TIDAK PUNYA PITA SUARA, TAK TAUKAH KAU DARI AYAHKU?”. Ia tampak terkejut, namun aku tidak mempedulikannya. Aku berlari ke kamar, menutup pintu dengan keras dan menangis sejadinya. © Aku keluar kamar untuk mengambil minuman, dan tak percaya ketika melihat Ravi tidur dengan...memeluk diaryku!. Aku menghampirinya, mengambil buku dari pelukannya, dan membukanya, aku terkejut melihat isinya. 1 Oktober... Aku melihatnya didepan pintu les pianoku, aku memberikan senyum padanya, ia nampak gembira, dan seperti terbang ke awan. 3 Oktober... Aku pulang terlambat, karena pertunjukanku akan dilaksanakan sebentar lagi, tapi malam itu aku terus menerus melakukan kesalahan, hingga semuanya memarahiku. Ketika aku keluar, aku melihatnya menatap prihatin padaku. 10 November... Aku tidak menemukannya menunggu didepan lagi, entah kenapa hatiku terasa hampa ketika aku tidak melihat wajah cantik dan lugu itu duduk dibangku panjang dekat taman itu. 11 Oktober... Aku berlatih dan terus berlatih hingga hampir pagi, aku memang berlatih seorang diri, agar aku bisa maksimal tampil dalam pertunjukan yang aku cita-citakan dari dulu, namun ketika aku keluar, ia masih tidak ada disana. Bodoh! Ini kan sudah dini hari! 01 November... Pertunjukanku dilaksanakan beberapa minggu, karena aku harus melaksanakan pertunjukan di 5 kota. Dalam waktu selama itu aku sangat merindukannya dan bisa gila jika tidak melihatnya. 05 November... Malam itu aku akan menyatakan perasaanku, namun aku gugup dan tidak sanggup berbicara, jadi aku katakan saja kalau aku akan menjadi kakaknya, karena memang seperti itu sebenarnya. Aku melihatnya menangis dan melihat sebuah kertas jatuh dalam genggamannya, yang bertuliskan, Aku Mencintaimu. Aku tertegun melihat tulisan Ravi, ia menjawab setiap diary yang aku tulis! Aku mengangkat wajah dan melihat Ravi menatapku hangat. Aku memeluknya dan menangis sejadinya. Biarkan aku menumpahkan rasa ini padanya, untuk kali ini saja. Besok aku akan menerimanya sebagai kakak tiriku. Karena takdir lebih kuat dari cinta. takdir tidak mengijinkan kita bersatu.

0 komentar on "Cerpen "Diary""

Posting Komentar