Welcome To My Blog


Jumat, 13 Desember 2013

Cerita Mini "When I See You Smile"

.

Berjanjilah untuk terus tersenyum padaku... Kenaikan kelas 3 SMP waktu itu aku sangat senang, karena aku akan naik ke kelas 1 SMA. Aku melihat papan pembagian kelas. Aku masuk kelas 9F dengan.. woaa...rupanya kelasku ini bakal ada banyak cowok-cowok ganteng dan keren. Bukannya apa-apa, tapi kalau dikelas banyak cowok kerennya kan bisa melek ini mata. Hehe... Aku duduk di bangku paling depan dengan sahabatku, Vivi. Aku mengedarkan wajah kesekeliling dan tatapanku terpaku ketika melihat seorang tertawa dengan anggun, sinar matahari pagi menyilaukan wajahnya, menambah efek dramatis dan natural darinya. Pahatan wajahnya sangat sempurna. Ah! Bagaimana ada cowok seganteng itu! oke, itu konyol, tapi waktu itu aku memang merasakan hal seperti itu. aku menyimpan senyumannya yang indah itu dimemoriku. Senyuman pertamanya yang membuatku lupa diri. Aku tidak bisa berkonsentrasi akibatnya, dan tidak menyadari bahwa guru dan anak sekelas sedang memilihku menjadi bendahara dengan dia! Valen! Hari-hariku dengan Valen berjalan dengan biasa, aku hanya sekedar partnernya. Disekolah aku memang banyak dikenal dikalangan cowok dan cewek, tapi Valen lah yang lebih dikenal. Siapa saja pasti tahu dia, bukan hanya baik, dia rendah hati meskipun ia kaya. Ia juga tidak pernah membedakan teman, baginya semua sama. Ah! apa sih yang ada dalam pikiranku ketika SMP waktu itu. Tapi semakin bertambah hari aku semakin dekat dengannya, entahlah bagaimana bisa itu terjadi. Tepat seperti dugaanku! Ia sempurna luar dan hatinya! Aku sungguh beruntung bisa dekat dengannya. Aku bisa lebih dekat menikmati senyumannya. Tapi gosip-gosip murahan itu muncul. Aku digosipkan sudah pacaran dengan Valen, oke, kami dekat, tapi tidak akan mungkin bersama. Meskipun aku sudah menjelaskan berkali-kali, mereka tidak akan percaya denganku. Karena kedekatan kami sudah menjawab semuanya. Tapi syukurlah Valen tidak mengambil pusing, ia tidak mendengarkan gosip itu. sampai suatu saatnaku bertanya padanya. “kamu punya pacar?.” Tanyaku. “enggak, aku nggak mau pacaran dulu sampai lulus SMA.” Jawabnya yang entah membuat wajahku murung. “kalau kamu?” tanyanya spontan. “nggak, aku nggak punya, mantan aja nggak punya.” 1 semester kami lewati bersama, dan benih-benih cinta itu muncul tak terduga, bagaimana ini? aku jatuh cinta padanya!. Dan hubungan kami sepertinya juga berbeda, aku sering melihatnya salah tingkah ketika tertangkap basah mengawasiku, dia slalu mengikuti kemana aku pergi, ia juga lebih sering mencurahkan perhatiannya secara blak-blakan padaku, aneh, ini seperti bukan Valen yang biasanya. Tapi aku terus bersikap biasa saja, tentu saja untuk menutupi rasaku padanya. Berita mengejutkan terdengar ditelingaku, membuatku tak percaya. Mana mungkin? Valen? Tapi berita itu dikatakan oleh tetangganya, dan saudara pacarnya. Aku berlari dan menemuinya dikelas. “kenapa berbohong padaku?” aku berbicara dengan nada biasa tapi terdengar seperti kemarahan. “apa maksudmu?” katanya tak mengerti. “katamu kau tak punya pacar, tapi apa? kamu punya pacar kan?” mataku memerah, dadaku perih. Tidak tahu kenapa aku ingin menangis watu itu, tapi hatiku memang sakit. Ia diam tidak bisa menjawab, aku langsung meninggalkannya dan menuju bangkuku dan menutup mukaku, berharap bisa membuat air mata sialan ini tidak keluar. Esoknya aku mencoba menjauh darinya. Aku akan menghapusnya dari ingatanku semampuku. Aku tidak mau mengganggu hubungannya, sudah cukup sampai disini, kemarin sudah jelas. Aku diam, dan memasang wajah biasa, tapi selalu bisa membuat anak-anak berkata aku murung, aku tidak peduli! Valen mendekatiku, tapi aku menjauhinya, ia mengajakku ngobrol tapi aku pura-pura tidak mendengarnya. Sampai ia bertanya pada Vivi, “dia kenapa sih? Aneh...” Aku masih bersikap seperti itu sampai beberapa minggu selanjutnya. Aku mencoba melupakannya, tapi tidak segampang itu! entah sejak kapan ia berhasil menempati tempat dihatiku. Aku ingin marah, tapi tidak tahu harus marah pada siapa, sampai kakak kembarku bingung dengan tingkahku. Dalam waktu melupakan Valen, banyak cowok yang mendekatiku dan mencoba menjadikanku pacarnya. Mungkin kalau aku memilih salah satu dari mereka, aku akan bisa melupakan Valen, tapi ternyata perkiraanku salah, aku menyadari tidak ada yang sesempurna Valen. Ditambah lagi aku tidak pernah pacaran. Ah!! Benar-benar memusingkan! Mana senyumanmu? kenapa dengan wajahmu?. Aku merasakan sesuatu yang berbeda padanya. Sepertinya ia sedang ada masalah. Dengan siapa? Pacarnya? Hatiku perih ketika mengingat kejadian itu, rasa cemburu masuk dalam hatiku. Aku mencoba datang padanya dan menghiburnya dengan dibantu temen-temanku. Well, aku masih marah padanya, tapi kalau aku tidak melihat senyumannya, aku bisa gila! Ia bilang, ia putus dengan pacarnya. Sepertinya ia tidak bahagia dengan dia. Rasa bahagia masuk begitu saja. Ia menghabiskan waktunya denganku. Kami saling sms, dan dia mulai terang-terangan menyatakan sukanya padaku pada teman-teman! Dan pada tanggal 19 november 2010 ia menembakku lewat sms dengan kata-kata cinta yang payah, panjang dan berbelit-belit. Aku tahu ia belum ahli dalam urusan pacaran. Aku bilang padanya aku akan berpikir dulu. Padahal tanpa berpikir pun aku tahu aku akan bilang ya. Tapi aku ingin melihat keseriusannya, dan itu semua sudah menjawab keraguanku padanya, tepat tanggal 23 november 2010 kami pacaran. Hatiku sangat bahagia, aku tidak menyangka bisa memiliki Valen. Seperti mimpi saja. Seluruh sekolah gempar dengan kabar bahwa kami resmi jadian. Aku tersiksa dengan pelototan tajam dari fans-fans Valen. Sampai-sampai ada yang tidak terima dengan itu. sebaliknya, Valen juga menerima tatapan tidak suka dengan cowok-cowok yang menyukaiku. Aku tahu ini hanya cinta monyet, tapi aku benar-benar menyayanginya, bisa melihat senyumannya saja sudah menghangatkan hatiku. Dia adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan padaku. Dan cinta monyet itu ada dari 23 November sampai sekarang...... *Berdasarkan Cerita nyata saya*

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

Jumat, 13 Desember 2013

Cerita Mini "When I See You Smile"

Diposting oleh Unknown di 18.30
Berjanjilah untuk terus tersenyum padaku... Kenaikan kelas 3 SMP waktu itu aku sangat senang, karena aku akan naik ke kelas 1 SMA. Aku melihat papan pembagian kelas. Aku masuk kelas 9F dengan.. woaa...rupanya kelasku ini bakal ada banyak cowok-cowok ganteng dan keren. Bukannya apa-apa, tapi kalau dikelas banyak cowok kerennya kan bisa melek ini mata. Hehe... Aku duduk di bangku paling depan dengan sahabatku, Vivi. Aku mengedarkan wajah kesekeliling dan tatapanku terpaku ketika melihat seorang tertawa dengan anggun, sinar matahari pagi menyilaukan wajahnya, menambah efek dramatis dan natural darinya. Pahatan wajahnya sangat sempurna. Ah! Bagaimana ada cowok seganteng itu! oke, itu konyol, tapi waktu itu aku memang merasakan hal seperti itu. aku menyimpan senyumannya yang indah itu dimemoriku. Senyuman pertamanya yang membuatku lupa diri. Aku tidak bisa berkonsentrasi akibatnya, dan tidak menyadari bahwa guru dan anak sekelas sedang memilihku menjadi bendahara dengan dia! Valen! Hari-hariku dengan Valen berjalan dengan biasa, aku hanya sekedar partnernya. Disekolah aku memang banyak dikenal dikalangan cowok dan cewek, tapi Valen lah yang lebih dikenal. Siapa saja pasti tahu dia, bukan hanya baik, dia rendah hati meskipun ia kaya. Ia juga tidak pernah membedakan teman, baginya semua sama. Ah! apa sih yang ada dalam pikiranku ketika SMP waktu itu. Tapi semakin bertambah hari aku semakin dekat dengannya, entahlah bagaimana bisa itu terjadi. Tepat seperti dugaanku! Ia sempurna luar dan hatinya! Aku sungguh beruntung bisa dekat dengannya. Aku bisa lebih dekat menikmati senyumannya. Tapi gosip-gosip murahan itu muncul. Aku digosipkan sudah pacaran dengan Valen, oke, kami dekat, tapi tidak akan mungkin bersama. Meskipun aku sudah menjelaskan berkali-kali, mereka tidak akan percaya denganku. Karena kedekatan kami sudah menjawab semuanya. Tapi syukurlah Valen tidak mengambil pusing, ia tidak mendengarkan gosip itu. sampai suatu saatnaku bertanya padanya. “kamu punya pacar?.” Tanyaku. “enggak, aku nggak mau pacaran dulu sampai lulus SMA.” Jawabnya yang entah membuat wajahku murung. “kalau kamu?” tanyanya spontan. “nggak, aku nggak punya, mantan aja nggak punya.” 1 semester kami lewati bersama, dan benih-benih cinta itu muncul tak terduga, bagaimana ini? aku jatuh cinta padanya!. Dan hubungan kami sepertinya juga berbeda, aku sering melihatnya salah tingkah ketika tertangkap basah mengawasiku, dia slalu mengikuti kemana aku pergi, ia juga lebih sering mencurahkan perhatiannya secara blak-blakan padaku, aneh, ini seperti bukan Valen yang biasanya. Tapi aku terus bersikap biasa saja, tentu saja untuk menutupi rasaku padanya. Berita mengejutkan terdengar ditelingaku, membuatku tak percaya. Mana mungkin? Valen? Tapi berita itu dikatakan oleh tetangganya, dan saudara pacarnya. Aku berlari dan menemuinya dikelas. “kenapa berbohong padaku?” aku berbicara dengan nada biasa tapi terdengar seperti kemarahan. “apa maksudmu?” katanya tak mengerti. “katamu kau tak punya pacar, tapi apa? kamu punya pacar kan?” mataku memerah, dadaku perih. Tidak tahu kenapa aku ingin menangis watu itu, tapi hatiku memang sakit. Ia diam tidak bisa menjawab, aku langsung meninggalkannya dan menuju bangkuku dan menutup mukaku, berharap bisa membuat air mata sialan ini tidak keluar. Esoknya aku mencoba menjauh darinya. Aku akan menghapusnya dari ingatanku semampuku. Aku tidak mau mengganggu hubungannya, sudah cukup sampai disini, kemarin sudah jelas. Aku diam, dan memasang wajah biasa, tapi selalu bisa membuat anak-anak berkata aku murung, aku tidak peduli! Valen mendekatiku, tapi aku menjauhinya, ia mengajakku ngobrol tapi aku pura-pura tidak mendengarnya. Sampai ia bertanya pada Vivi, “dia kenapa sih? Aneh...” Aku masih bersikap seperti itu sampai beberapa minggu selanjutnya. Aku mencoba melupakannya, tapi tidak segampang itu! entah sejak kapan ia berhasil menempati tempat dihatiku. Aku ingin marah, tapi tidak tahu harus marah pada siapa, sampai kakak kembarku bingung dengan tingkahku. Dalam waktu melupakan Valen, banyak cowok yang mendekatiku dan mencoba menjadikanku pacarnya. Mungkin kalau aku memilih salah satu dari mereka, aku akan bisa melupakan Valen, tapi ternyata perkiraanku salah, aku menyadari tidak ada yang sesempurna Valen. Ditambah lagi aku tidak pernah pacaran. Ah!! Benar-benar memusingkan! Mana senyumanmu? kenapa dengan wajahmu?. Aku merasakan sesuatu yang berbeda padanya. Sepertinya ia sedang ada masalah. Dengan siapa? Pacarnya? Hatiku perih ketika mengingat kejadian itu, rasa cemburu masuk dalam hatiku. Aku mencoba datang padanya dan menghiburnya dengan dibantu temen-temanku. Well, aku masih marah padanya, tapi kalau aku tidak melihat senyumannya, aku bisa gila! Ia bilang, ia putus dengan pacarnya. Sepertinya ia tidak bahagia dengan dia. Rasa bahagia masuk begitu saja. Ia menghabiskan waktunya denganku. Kami saling sms, dan dia mulai terang-terangan menyatakan sukanya padaku pada teman-teman! Dan pada tanggal 19 november 2010 ia menembakku lewat sms dengan kata-kata cinta yang payah, panjang dan berbelit-belit. Aku tahu ia belum ahli dalam urusan pacaran. Aku bilang padanya aku akan berpikir dulu. Padahal tanpa berpikir pun aku tahu aku akan bilang ya. Tapi aku ingin melihat keseriusannya, dan itu semua sudah menjawab keraguanku padanya, tepat tanggal 23 november 2010 kami pacaran. Hatiku sangat bahagia, aku tidak menyangka bisa memiliki Valen. Seperti mimpi saja. Seluruh sekolah gempar dengan kabar bahwa kami resmi jadian. Aku tersiksa dengan pelototan tajam dari fans-fans Valen. Sampai-sampai ada yang tidak terima dengan itu. sebaliknya, Valen juga menerima tatapan tidak suka dengan cowok-cowok yang menyukaiku. Aku tahu ini hanya cinta monyet, tapi aku benar-benar menyayanginya, bisa melihat senyumannya saja sudah menghangatkan hatiku. Dia adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan padaku. Dan cinta monyet itu ada dari 23 November sampai sekarang...... *Berdasarkan Cerita nyata saya*

0 komentar on "Cerita Mini "When I See You Smile""

Posting Komentar